Find Your Blind Spot



Jika anda pernah merasa cantik, maka coba tanyakan kepada sahabat anda “apakah saya cantik?”.
Jika anda pernah merasa baik, maka coba tanyakan kepada teman anda “apakah saya baik?”

Tak jarang kita menjumpai sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa “cantik itu relatif”, dan itu memang benar adanya. Pada dasarnya tidak ada kecantikan kecuali bagi mereka yang merasa cantik ataupun dianggap cantik, begitu juga dengan kebaikan, merasa baik atau dianggap baik.
Terkadang kita merasa diri kita sudah mencapai titik maksimal kesempurnaan, namun sekali lagi itu hanyalah persepsi kita secara personal. Bahkan kita mendeskripsikan diri kita dengan penuh kebanggaan padahal indikator atau pembandingnya saja tidak ada. Dari mana kita bisa menilai?
Sama halnya jika kita mengatakan bahwa Raditya Dika adalah orang yang pendek. Dari mana anda mengatakan komika tersebut pendek, padahal dia berdiri sendiri tanpa ada orang lain yang menemaninya. Jomblo? Mungkin, tapi bukan itu maksud saya. Kemudian bagaimana anda mendeskripsikan seorang Raditya Dika jika di sampingnya berdiri seorang Oni Syahrial?, masihkah kita mengatakan dia pendek?


Kita butuh seseorang yang bisa kita jadikan sebagai indikator atau ukuran diri kita. Apakah semakin hari semakin mengalami peningkatan level atau malah sebaliknya?

Mentor menjadi salah satu indikator yang masuk dalam rekomendasi penulis untuk dijadikan sebagai tolok ukur sudah sejauh mana kualitas kita setelah melakukan proses upgrading diri. Kita butuh seorang mentor untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri kita, kita tidak bisa hanya menggunakan kaca mata kita sendiri untuk melihat diri kita, namun butuh sudut pandang dari kaca mata orang lain. Kita butuh seseorang untuk menemukan blind spot pada diri kita, dan dialah seorang mentor.


Namun pertanyaannya, mentor seperti apakah yang bisa kita jadikan sebagai sparing partner untuk menemukan sisi blind spot dalam diri kita?

Saya rasa penjelasan Legenda Petinju Dunia berikut bisa menjelaskan bagaimana kita memilih seorang mentor. Muhammad Ali pernah mengatakan “kita butuh seseorang untuk menuntun kita menemukan sisi yang tidak terlihat dalam diri kita (blind spot)”. Seorang petinju pasti memiliki seorang pelatih, namun pelatih Muhammad Ali sudah jelas terlihat akan kalah jika mereka bertarung di dalam ring. Untuk apakah seorang pelatih yang lemah bagi seorang petinju hebat seperti Muhammad Ali?, jawabannya adalah untuk menemukan titik hitam atau kelemahan yang tidak bisa dilihat oleh diri kita sendiri namun terlihat di mata orang lain.

Terkadang kita butuh seseorang untuk menasehati kita jika kita keluar dari jalur kehidupan yang semestinya kita jalani. Dan itulah fungsi seorang mentor, selain sebagai tolak ukur kualitas diri kita, apakah kita sudah sehebat mentor kita atauakah masih satu level dibawahnya? Juga sebagai seseorang yang membantu kita menemukan hal yang tidak bisa dilihat oleh mata kita sendiri, sehingga kita bisa melakukan pembenahan dini. Find your mentor to find your blind spot!

0 Komentar