Langit Kota Depok nampak bersahabat
malam minggu yang lalu. Mantra hujan yang rutin dibacakan para jomblo setiap
malam keramat itu sepertinya menemui titik jenuhnya. Berkah bagi
pegiat wakuncar, gerah bagi pengidap meriang. Ntah sejak
zaman nenek moyang siapa acara apel pekanan ini rutin digalakkan.
“The only definition of love is
HALAL”. Kalimat ini terus terngiang tatkala melirik “malu-malu tapi mau”
para kawula muda yang semakin malam semakin erat, rapat, nempel berdua di
pucuk bagian depan jok motor mereka. Bergumamlah penghuni pundak kiriku, “ Unch,
unch, lu nggak mau memadu kasih seperti mereka ? lumayan, gratis!
nggak perlu pakai janji suci apalagi pakai mahar(l). Hati bergejolak,
pertahanan mulai goyah, tiba-tiba hadirlah sang malaikat penghuni pundak
kananku, “ Tahan ! itu hanyalah nafsu yang berbalut bungkusan kado bernama
cinta”.
Kegiatan pacaran menjadi sorotan
utama ketika terjadi skandal aborsi yang jumlah pelaku perharinya cukup membuat
kita mengelus dada dan menarik napas dalam-dalam. Dalam sebuah diskusi yang
mengangkat tema “aborsi aman dan hak kesehatan reproduksi perempuan” di kantor
PKBI Jawa tengah, Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa
Tengah dokter Hartono Hadisaputro SpOG mengatakan bahwa kasus aborsi di
Indonesia setiap tahunnya diperkirakan terdapat 2,5 juta kasus yang artinya ada
sekitar 7.000 wanita Indonesia yang melakukan praktik aborsi setiap harinya.
Bahkan agama islam pun memberi
perhatian khusus dalam kasus ini. Pacaran dilarang di dalam Islam. Apakah
sebegitu bahayanya ? sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
University of St. Andrews dari Inggris pada tahun 2012 menunjukkan adanya
reaksi negatif yang terjadi dalam tubuh pria maupun wanita yang tengah
berpacaran. Salah satu hasil dari penilitian tersebut menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan suhu kulit tubuh pada perempuan ketika tersentuh oleh pria,
khusunya pada bagian dada dan wajah. Hal ini pun diperkuat oleh riset lain yang
juga dipublikasikan di tahun yang sama dengan judul “ The Touch of a Man makes
Woman Hot”, yang menyimpulkan bahwa gairah seks wanita bisa terbakar oleh
sentuhan fisik pria.
Sederetan fakta telah menunjukkan
bahwa pacaran yang semula dianggap sebagai sebuah simbiosis mutualisme malah
menjadi senjata boomerang yang merugikan kedua belah pihak. Pertaruhan gengsi
atas sebuah gelar “jomblo” yang kerap disematkan bagi kawula muda yang pada
hakikatnya berusaha menjaga diri dari kerusakan, seakan akan menjadi sebuah
timah panas yang siap menghujam hati para pria ataupun wanita. Tak banyak yang
bertahan, sebagian terjerumus bahkan menganggap sebagai sebuah kelaziman dengan
alasan konyol agar tidak menyandang gelar memalukan itu, namun kekonyolan
itulah yang mengiringnya menuju lumpur hidup yang siap menelannya hidup hidup
kapan saja. Masihkah mengharap cinta semu berbalut nafsu ? atau memilih merajut
kasih bermandikan hujan berkah di bawah payung berlabel Halal. Pantang
membuatmu teriak “Ahh”, sebelum semua orang teriak “SAH”.
The Only
Definition of Love is HALAL.
Oleh: Muhammad Fajar
0 Komentar