Ketika Apple dan Blackberry masih sekedar buah (2)



Setelah mengonsumsi beberapa artikel, akkhirnya dipertemukan sebuah gambar di google image yang pesan terkandung di dalamnya sangat absurd, berbeda dengan pesan yang lumrah kita temui  di beberapa titik lokasi yang menyediakan layanan WiFi gratis. "No WiFi, talk each other!", di beberapa titik ada lagi sebuah plang yang menuliskan "Free no WiFi".

Pola pikir masyarakat sudah mulai berubah lantaran gaya hidup yang semakin tak menentu arahnya.
Seperti analogi hukum kausalitas tadi, kita seakan rindu dengan masa dimana telpon genggam hanya berfungsi sesuai kodratnya, menelpon dan mengirim pesan singkat.

Hal itupun mulai mengusik eksistensiku sebagai seorang gadgetholic. Ingin rasanya bernostalgia ke masa lampau andaikan lorong waktu Doraemon bisa kupinjam barang sesaat. Smartphone mulai ku non-aktifkan, tak ada jalan lain selain memaksakan keadaan seolah  berada di zaman old. Awalnya agak aneh rasanya, namun efek yang luar biasa mulai terasa ketika waktu istirahat sudah mulai tiba. Itu pertanda diri ini sudah berpisah sejenak dengan gadget sekitar beberapa jam yang lalu.

Aku baru menyadari hari ini bisa terlelap dengan santai tanpa ada ingatan kebencian yang biasanya kudapatkan dari berita viral di internet, hari ini bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk bercengkerama dengan kawan, membicarakan hal-hal positif, hari ini tuntas beberapa halaman buku motivasi yang terbaca, hari ini lega rasanya, menjauh sejenak dari keramaian dan hiruk pikuk dunia, menikmati kesendirian, menikmati indahnya zaman ketika Apple dan Blackberry masih sekedar buah.

Oleh: Muhammad Fajar Suardi

#Day14




0 Komentar