Saat
ini gadget sudah menguasai lebih dari sebagian hidup kita. Tatanan kebutuhan
sudah mulai bergeser dari yang primer menjadi sekunder, sedangkan yang sekunder
mejadi kebutuhan primer. Gadget salah satu kebutuhan yang tidak prioritas
bagian sebagian orang, namun seakan menjadi nyawa mereka dalam kehidupan nyata.
Apalagi yang kegiatan sehari-harinya tidak bisa jika tidak bersinggungan dengan
gadget, ntah itu tuntutan pekerjaan dan lain sebagainya.
Dari
hal itulah kadang berbagai permasalahan muncul ke permukaan. Dari gadget yang
ukuran sebesar telapak tangan bahkan lebih kecil itulah berbagai persoalan
tumbuh tiada henti. Perselingkuhan, penipuan, adiktif yang negatif, stres,
pemborosan dan berbagai macam varian masalah yang lainnya, yang semua itu bisa
menimpa siapa saja yang tidak bijak dalam menyikapi perubahan gaya hidup
masyarakat melalui gadget di era digital ini khususnya.
Namun
sebenarnya permasalahan di atas bukanlah sebuah alasan untuk berhenti dalam
segala aktifitas kita. Itu menjadi sebuah persoalan jika permasalahan yang
satu, terbawa ke persoalan yang lain. Isu perselingkuhan ataupun notif
peringatan tugas yang mengejar deadline yang kadang membuat kepala kita pusing
justru sebagian orang membawa beban itu ke dalam rumah tangga mereka. Walhasil,
ketika baru menginjakkan kaki di keset depan rumah, kemudian istri dan anak
datang menyambut, yang terlihat dari wajah sang ayah malah ekspresi cemberut
bahkan tak jarang beban itu dislaurkan melalui amarah yang di arahkan kepada
istri ataupun anak.
Bersambung........
Oleh: Muhammad
Fajar Suardi
#Day19
0 Komentar