Reminder kehidupan



Tak berselang lama setelah mendengar kata pulang, saya langsung teringat dengan pesan kuat yang cukup membuat para pendengarnya merinding. “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian.”

Kematian adalah syarat utama yang harus kita lalui sebelum berpindah ke alam lain yang kitapun belum tau seperti apa suasananya. Ibarat sebuah reminder yang selalu mengingatkan kepada kita akan pentingnya sebuah waktu, kematianpun memberikan efek yang sama agar kita selalu memanfaatkan hidup kita sebaik mungkin. Motivasi kita untuk berbuat baik menjadi bertambah berkali lipat, dengan harapan kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang sebelum ajal menjemput. Begitupula sebaliknya, Kecerobohan kita untuk mengikuti hawa nafsu menjadi berkurang jika reminder tersebut mulai berdering, sekan mengingatkan bahwa waktu kita sudah tiba, namun akankah kita mengakhirinya dengan ending yang buruk? Tentu tidak.

Saya teringat dengan sosok nenek saya. Beliau memilih menjadi guru mengaji sebagai ladang untuk meraup pahala sebesar-besarnya. Tak banyak yang bisa ia lakukan. Untuk mengisi kekosongan di luar waktu mengajarnya, beliau menjajakan jualannya berupa kerupuk yang harganya jauh dibawah standar dagangan serupa. Motivasinya cukup membuat orang berdecak kagum, agar para muridnya menjadi banyak karena tertarik untuk membeli dagangannya yang relatif murah. Namun waktuku untuk belajar darinya tentang arti sebuah pengorbanan dan kasih sayang tidaklah berjalan lama. Tepat umurku mencapai 15 tahun, saya mendapat kabar bahwa sosok yang selama ini kukagumi akan pengabdiannya kepada masyarakat khususnya dalam mengentaskan buta aksara, telah menghabiskan masa kontrak hidupnya di dunia ini. Ratusan warga sekitar turut hadir di rumah duka untuk menghormati jasa beliau selama ini. Namun kepulangannya membuat orang menangis terharu ketika mengingat sosoknya, merasa senang ketika mendengar namanya disebutkan, Akhirnya ia pulang, berpulang ke pangkuan Sang Pencipta.

Akankah kita pulang dengan meninggalkan kesan yang baik kelak nanti?

Pada dasarnya, apa yang kita tanam, maka itulah yang akan kita tuai.

Oleh: Muhammad Fajar Suardi
#Day16

0 Komentar